05 Juli 2010

Perlunya Penataan Guru di Bangka Belitung

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diketahui bahwa hingga tahun 2009 terdapat 14.527 orang guru SD/MI hingga SMA/SMK/MA, baik yang berstatus PNS mapun Non PNS. Apabila dibanding dengan jumlah siswa pada tahun tersebut yang berjumlah 230.829 orang siswa, maka akan didapat bahwa rasio jumlah guru terhadap siswa yaitu +/- 1 : 16 yang dapat diartikan bahwa secara rata-rata satu orang guru akan mengasuh 16 orang siswa. Padahal rasio ideal perbandingan guru terhadap siswa yaitu 1 : 20. Berdasarkan analisis sederhana inilah dapat disimpulkan bahwa secara umum, di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat kelebihan guru.



Bahkan, kalau mau dianalisis lebih dalam diketahui bahwa kelebihan guru tersebut terjadi hampir untuk semua jenjang pendidikan pada setiap kabupaten/kota seperti yang ditampilkan pada tabel perbandingan jumlah siswa terhadap guru pada setiap jenjang pendidikan per kabupaten/kota sebagai berikut :



Namun apabila di lihat dalam skala yang lebih kecil seperti sekolah, ternyata masih terdapat sekolah-sekolah yang kekurangan guru terutama untuk sekolah yang terletak di daerah terpencil. Selain itu, dengan melihat karakteristik dari sekolah yang terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ternyata banyak sekolah yang dikatagorikan sekolah kecil dengan jumlah siswa per ruang kelas kurang dari 32 orang. Hal ini cukup mempengaruhi perbandingan siswa : guru di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang memberikan kesan bahwa jumlah guru tersebut berlebih.

Dari fakta-fakta diatas memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang menarik untuk dilakukan analisis, diantaranya sebagai berikut :
1. Berapa jumlah ideal guru untuk setiap sekolah pada masing-masing jenjang pendidikan sehingga pemanfaatan dana pendidikan untuk guru dapat dioptimalkan.
2. Apakah betul di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat kelebihan jumlah guru (baik PNS maupun Non PNS).
3. Upaya apa yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak terkait agar penempatan guru ini dapat merata dan pemanfaatan dana untuk guru dapat di optimalkan.

Dari pertanyaan diatas, akan dicoba dibahas satu persatu sebagai berikut :

A. JUMLAH IDEAL GURU PER SEKOLAH
Untuk menghitung jumlah ideal guru pada setiap jenjang pendidikan digunakan asumsi bahwa jumlah siswa pada satu rombongan belajar (kelas) yaitu 32 siswa.

- Jenjang SD
Pada jenjang SD yang terdiri dari 6 rombongan belajar (1 kelas paralel per sekolah) akan didapat data sebagai berikut :
Jumlah siswa : 6 rombel x 32 siswa = 192 siswa
Jumlah guru ideal yaitu 9 orang yang terdiri dari 6 orang guru kelas, 1 orang kepala sekolah, 1 orang guru agama dan 1 orang guru Pendidikan Olahraga.
Dengan membandingkan antara jumlah guru ideal dan jumlah siswa ideal per sekolah maka didapat perbandingan ideal siswa : guru yaitu 9 : 192 atau 1 : 21. Dalam bahasa yang sederhana dapat disimpulkan bahwa setiap satu orang guru akan mengasuh 21 orang siswa.

(Bersambung .........)


01 Juli 2010

OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL TINGKAT SD DAN SMP SE PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2010

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui dana dekonsentrasi dan dana APBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun anggaran 2010 telah menyelenggarakan Olimpade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SD dan SMP se Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah Provinsi dengan menyelenggarakan kegiatan ini yang diselenggarakan secara berjenjang mulai dari tingkat sekolah hingga tingkat nasional. Tujuan tersebut yaitu sebagai berikut :
- Memotivasi semangat siswa dalam meraih prestasi, khususnya dibidang olahraga.
- Mencari bibit unggul atlet yang berasal dari siswa SD dan SMP.
- Memotivasi guru/pelatih dalam melaksanakan pembinaan siswa/atletnya agar memperoleh
prestasi yang optimal.
- Sebagai ajang tolak ukur keberhasilan pembinaan olahraga siswa di sekolah.
- Untuk memilih atlet pelajar yang akan mewakili Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di lomba
sejenis tingkat nasional.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 hari mulai tanggal 21 Juni s.d. 24 juni 2010 bertempat di Kota Pangkalpinang dan Sungailiat Bangka dengan diikuti oleh 876 atlet pelajar dan siswa SD dan SMP terbaik yang telah melalui seleksi di masing-masing kabupaten/kota.







Foto-foto acara pembukaan O2SN oleh Bapak Gubernur Kepulauan Bangka Belitung


Sebagai juara umum untuk tingkat SD yaitu Kota Pangkalpinang dengan peraihan medali 22 emas, 9 perak, dan 7 perunggu. Untuk tingkat SMP tampil sebagai juara umum yaitu Kabupaten Bangka dengan peraihan mendali 17 emas, 9 perak dan 9 perunggu. Secara lengkap peraihan medali setiap kabupaten yaitu sebagai berikut :

Tingkat SD
Kota Pangkalpinang 22 emas 9 perak 7 perunggu
Kab. Belitung 12 emas 9 perak 13 perunggu
Kab. Bangka 8 emas 11 perak 14 perunggu
Kab. Belitung Timur 7 emas 11 perak 14 perunggu
Kab. Bangka Selatan 6 emas 5 perak 4 perunggu
Kab. Bangka Tengah 4 emas 11 perak 9 perunggu
Kab. Bangka Barat 2 emas 5 perak 4 perunggu

Tingkat SMP
Kab. Bangka 17 emas 9 perak 9 perunggu
Kab. Belitung 11 emas 7 perak 7 perunggu
Kota Pangkalpinang 5 emas 8 perak 12 perunggu
Kab. Bangka Tengah 4 emas 3 perak 4 perunggu
Kab. Belitung Timur 3 emas 6 perak 6 perunggu
Kab. Bangka Selatan 2 emas 9 perak
Kab. Bangka Barat 1 emas 1 perak 8 perunggu






Foto pertandingan siswa

27 Januari 2010

DEMOCRAZY DI INDONESIA

Menonton salah satu berita di TV swasta hari ini sungguh membuat hati ini menjadi sangat sedih. Diberitakan tanggal 28 Januari 2010 nanti akan ada demo besar-besaran oleh mahasiswa dan kalangan akademisi yang akan menggugat Presiden SBY yang dinilai gagal menjalankan pemerintahan. Terlebih-lebih lagi demo tersebut juga direncanakan akan menduduku Istana Presiden. Wuuiiiihhhh, alangkah hebatnya golongan kampus ini.

Muncul pertanyaan dihati saya, untuk siapakah pembangunan ini dilaksanakan, siapakah yang sepantasnya menilai keberhasilan pembangunan ini, apakah ini memang demikian gambaran dari demokrasi yang sangat baik, apakah makna dari demokrasi itu sendiri dan banyak lagi pertanyaan yang saya renungkan dan saya coba reka-reka apa jawabannya.

Akhirnya saya mencoba membuka-buka beberapa literatur termasuk dasar-dasar pembentukan negara ini. Dari situ saya membaca bahwa sesungguhnya segala pembangunan ini dilaksanakan adalah untuk kemakmuran bersama seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan ini dilaksanakan untuk Pak Tani, Nelayan, Kaum Buruh, Pengusaha, Pelajar, Mahasiswa, Guru, Pria, Wanita, pekerja, pengangguran dan macam-macam lagi. Lantas apakah wajar jika hanya kaum kampus yang terhormat saja yang menilai keberhasilan pembangunan?????? Apakah benar bahwa hanya Tuan Profesor Effendi Gazali saja yang dapat menilai bahwa pembangunan yang telah dilaksanakan itu gagal. Siapakah yang sebetulnaya melaksanakan pembangunan di negara ini????? Waduh..... semakin ruwet saja pikiran saya.

Lalu saya teringat pesan Guru PMP (sekarang PPKN) saya di SD dulu "Segala sesuatu yang dilaksanakan secara bersama itu akan lebih baik hasilnya. Sebatang lidi akan mudah dipatahkan dibandingkan dengan sebuah sapu lidi. Untuk itu kitalah seluruh komponen bangsa ini yang harus mengisi dan melaksanakan pembangunan negeri ini sesuai dengan kemampuan dan sumberdaya yang kita miliki. Sebagai seorang pelajar, marilah kita betul-betul belajar sehingga pendidikan kita menjadi lebih baik. Sebagai petani, marilah kita betul-betul bercocoktanam sehingga produksi pertanian kita meningkat, sebagai seorang ahli mesin, marilah kita sama-sama bekerja sehingga permesinan kita tidak tertinggal dari negara lain dan lain-lain". Aahhhh.... alangkah bijaknya guru saya ini.

Akhirnya saya dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya Pembangunan itu yaitu harus dilaksanakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat itu sendiri. Masyarakatlah yang seharusnya menikmati hasil pembangunan sekaligus sebagai aktor dari pembangunan. Gagalnya suatu proses pembangunan itu merupakan kegagalan seluruh masyarakat di negara ini. Kegagalan tersebut bukanlah hanya milik Presiden, atau milik Pak Menteri, atau milik petani, atau milik Mahasiswa. Tidak akan berhasil seorang pemimpin jika masyarakat yang dipimpinya tidak mau dipimpin oleh pemimpin tersebut. Tidak akan berhasil juga suatu negara jika yang diharapkan memimpin masyarakat tidak mau memimpin masyarakat tersebut. Lantas, kalau sudah demikian, wajarkah jika pembangunan itu hanya dinilai oleh golongan intelektual di Kampus saja ?????????????? silahkan anda jawab sendiri.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui adanya konflik-konflik kepentingan walaupun dalam bentuk yang sederhana. Sebagai contoh, seorang petani sayuran akan berusaha menjual hasil sayur-mayurnya dengan harga semahal mungkin sehingga mendapat keuntungan yang banyak. Sedangkan untuk kebutuhan yang lainnya seperti pupuk haruslah dibeli dengan harga yang murah sehingga ongkos produksi semakin murah. Namun sebaliknya, para pengusaha pupuk berusaha menaikkanl pupuk dengan harga semahal-mahalnya agar mampu menggaji pekerjanya sehingga mereka mampu membeli sayur-sayuran yang dijual dengan harga yang mahal oleh petani sayur. Alamak...... Apa jadinya jika petani menyalahkan pengusaha pupuk sehingga mereka menjual sayur mahal karena harus membeli pupuk yang mahal. Sedangkan pengusaha pupuk menyalahkan petani yang menjual mahal sayuran sehingga mereka dituntut oleh pekerjanya yang membutuhkan sayuran agar mampu menggaji mereka dengan menjual mahal pupuknya. Berkelahilah si Petani dan si Pengusaha Pupuk ini. Jika demikian yang terjadi, kacaulah kehidupan dunia persilatan ini....... Untuk itu sebenarnya yang dibutuhkan yaitu rasa saling pengertian, saling menghargai, rasa saling membutuhkan dan saling tenggang rasa, saling mengalah untuk kepentingan bersama. Bukanlah saling menyalahkan satu sama lain. Itulah yang saya tangkap dari makna demokrasi.

Jadi demokrasi itu bukanlah barang yang mahal seperti yang sering disampaikan oleh para ahli di TV. Demokrasi itu ada pada tingkah laku kita untuk saling menghargai satu sama lain. Pepatah orang tua dulu mengatakah "Hargailah orang lain agar kita dihargai orang".

Kembali ke berita di TV tadi, saya akhirnya berpikir : Barangkali inilah akhir dari keberadaan bangsa tercinta ini, oleh karena kesombongan dan keangkuhan sebagian golongan yang sering mengatakan pintar, intelek, merakyat walaupun saya tidak 100% yakin kalau mereka itu tahu apa itu rakyat. Kita saling bertempur dengan saudara sendiri, sementara orang diluar sana tertawa, itulah bodohnya bangsa ini, BANGSA INDONESIA.

Pangkalpinang, 27 Januari 2010
Sekedar iseng saja......



INDRAWADI
Bagian dari Masyarakat